Penerima
hadiah tahunan pemerintahan RI tahun 1969 Siti Nurbaya adalah anak Baginda
Sulaiman, seorang saudagar kaya, sedangkan Samsul Bahri anak Penghulu Sutan
Mahmud. Mereka sudah akrab sejak kecil karena sama-sama orang Padang yang
tinggal bertetangga. Setelah dewasa, mereka saling jatuh cinta sehingga
sama-sama sepi dan rindu ketika harus berpisah karena Samsul Bahri melanjutkan
sekolah ke Jakarta.
Melihat
keberhasilan Baginda Sulaiman, Datuk Maringgih merasa iri lalu menyuruh anak
buahnya untuk menghancurkan harta kekayaan Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman
jatuh miskin sehingga tak mampu membayar hutangnya kepada datuk Maringgih.
Datuk Maringgih mengancam akan memenjarakan baginda sulaiman kalau tak membayar hutang. Atau sebagai gantinyaharus menyerahkan Siti Nurbaya untuk diperistri. Demi keselamatan orang tuanya, Siti Nurbaya mau menjadi istri Datuk Maringgih. Hal ini diberitahukan kepada Samsul Bahri sehingga ia pun sangat marah kepada Datuk Maringgih.
Pada suatu liburan, Samsul Bahri pulang dan menemui Siti Nurbaya. Pertemuan ini diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga menimbulkan keributan yang menyebabkan Baginda Sulaiman yang sedang sakit, jatuh dan meninggal. Siti Nurbaya diusir lalu tinggal di rumah bibinya. Samsul Bahri juga diusir oleh ayahnya karena dianggap tidak senonoh. Samsul Bahri lari ke Jakarta.
Datuk Maringgih mengancam akan memenjarakan baginda sulaiman kalau tak membayar hutang. Atau sebagai gantinyaharus menyerahkan Siti Nurbaya untuk diperistri. Demi keselamatan orang tuanya, Siti Nurbaya mau menjadi istri Datuk Maringgih. Hal ini diberitahukan kepada Samsul Bahri sehingga ia pun sangat marah kepada Datuk Maringgih.
Pada suatu liburan, Samsul Bahri pulang dan menemui Siti Nurbaya. Pertemuan ini diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga menimbulkan keributan yang menyebabkan Baginda Sulaiman yang sedang sakit, jatuh dan meninggal. Siti Nurbaya diusir lalu tinggal di rumah bibinya. Samsul Bahri juga diusir oleh ayahnya karena dianggap tidak senonoh. Samsul Bahri lari ke Jakarta.
Siti Nurbaya hendak menyusul kekasihnya dengan naik kapal. Hal ini diketahui oleh Datuk Maringgih, maka ia pun menyuruh anak buahnya untuk membunuh Siti Nurbaya. Usaha ini gagal. Datuk Maringgih mengirim fitnah ke pelabuhan mengatakan bahwa Siti Nurbaya mencuri, sehingga Siti Nurbaya ditangkap dan dipulangkan untuk diadili. Siti Nurbaya dinyatakan tidak bersalah, ia bebas. Datuk Maringgih tidak puas. Ia menyuruh seseorang untuk menjual lemang beracun kepada Siti Nurbaya. Siti Nurbaya meninggal karena lemang beracun itu. Bibinya sangat sedih dan meninggal.
Di Jakarta
Samsul Bahri frustasi dan mencoba bunuh diri namun tak berhasil. Sepuluh tahun
kemudian ia masuk tentara Belanda untuk mencari kematian dan namanya ia ganti
menjadi Letnan Mas.
Letnan Mas
dikirim ke Padang untuk menumpas pemberontakan anti pajak yang dipimpin Datuk
Maringgih. Letnan Mas berhasil membunuh Datuk Maringgih, namun Datuk Maringgih
sempat menebas pedangnya ke kepala Letnan Mas. Letnan Mas dirawat di rumah
sakit. Sebelum meninggal, kepada Sutan Mahmud ia sempat minta maaf dan minta
dikuburkan di samping Siti Nurbaya. Atas kematian Letnan Mas, yang tidak lain
adalah anaknya, Samsul Bahri. Sutan Mahmud sangat menderita sampai akhirnya
meninggal. Konon di Bukit Padang terdapat kuburan mereka berderet, Baginda
Sulaiman, Siti Nurbaya, Samsul Bahri, Sutan Mahmud.
Roman Angkatan Balai Pustaka
No comments:
Post a Comment