Sunday, February 23, 2014

Siti Nurbaya


Penerima hadiah tahunan pemerintahan RI tahun 1969 Siti Nurbaya adalah anak Baginda Sulaiman, seorang saudagar kaya, sedangkan Samsul Bahri anak Penghulu Sutan Mahmud. Mereka sudah akrab sejak kecil karena sama-sama orang Padang yang tinggal bertetangga. Setelah dewasa, mereka saling jatuh cinta sehingga sama-sama sepi dan rindu ketika harus berpisah karena Samsul Bahri melanjutkan sekolah ke Jakarta.

Melihat keberhasilan Baginda Sulaiman, Datuk Maringgih merasa iri lalu menyuruh anak buahnya untuk menghancurkan harta kekayaan Baginda Sulaiman. Baginda Sulaiman jatuh miskin sehingga tak mampu membayar hutangnya kepada datuk Maringgih.
Datuk Maringgih mengancam akan memenjarakan baginda sulaiman kalau tak membayar hutang. Atau sebagai gantinyaharus menyerahkan Siti Nurbaya untuk diperistri. Demi keselamatan orang tuanya, Siti Nurbaya mau menjadi istri Datuk Maringgih. Hal ini diberitahukan kepada Samsul Bahri sehingga ia pun sangat marah kepada Datuk Maringgih.
Pada suatu liburan, Samsul Bahri pulang dan menemui Siti Nurbaya. Pertemuan ini diketahui oleh Datuk Maringgih sehingga menimbulkan keributan yang menyebabkan Baginda Sulaiman yang sedang sakit, jatuh dan meninggal. Siti Nurbaya diusir lalu tinggal di rumah bibinya. Samsul Bahri juga diusir oleh ayahnya karena dianggap tidak senonoh. Samsul Bahri lari ke Jakarta.

           Siti Nurbaya hendak menyusul kekasihnya dengan naik kapal. Hal ini diketahui oleh Datuk Maringgih, maka ia pun menyuruh anak buahnya untuk membunuh Siti Nurbaya. Usaha ini gagal. Datuk Maringgih mengirim fitnah ke pelabuhan mengatakan bahwa Siti Nurbaya mencuri, sehingga Siti Nurbaya ditangkap dan dipulangkan untuk diadili. Siti Nurbaya dinyatakan tidak bersalah, ia bebas. Datuk Maringgih tidak puas. Ia menyuruh seseorang untuk menjual lemang beracun kepada Siti Nurbaya. Siti Nurbaya meninggal karena lemang beracun itu. Bibinya sangat sedih dan meninggal.

Di Jakarta Samsul Bahri frustasi dan mencoba bunuh diri namun tak berhasil. Sepuluh tahun kemudian ia masuk tentara Belanda untuk mencari kematian dan namanya ia ganti menjadi Letnan Mas.

Letnan Mas dikirim ke Padang untuk menumpas pemberontakan anti pajak yang dipimpin Datuk Maringgih. Letnan Mas berhasil membunuh Datuk Maringgih, namun Datuk Maringgih sempat menebas pedangnya ke kepala Letnan Mas. Letnan Mas dirawat di rumah sakit. Sebelum meninggal, kepada Sutan Mahmud ia sempat minta maaf dan minta dikuburkan di samping Siti Nurbaya. Atas kematian Letnan Mas, yang tidak lain adalah anaknya, Samsul Bahri. Sutan Mahmud sangat menderita sampai akhirnya meninggal. Konon di Bukit Padang terdapat kuburan mereka berderet, Baginda Sulaiman, Siti Nurbaya, Samsul Bahri, Sutan Mahmud.

Novel karya Marah Rusli
Roman Angkatan Balai Pustaka

No comments:

Aditya's Blog