Friday, February 7, 2014

Globalisasi 'Bentuk Imprealisme Baru'

     Menonton film Globalisasi Indonesia part 1-3 membuat saya prihatin akan apa yang sebenarnya terjadi. sebenarnya itu adalah secret film tetapi sekarang sudah menjadi rahasia umum. Pembunuhan massal manusia berjumlah 1 juta orang oleh Soeharto berkat bantuan Amerika Serikat dan Inggris tahun 1960-an. Orang-orang sipil tak bersalah menjadi korban dari peristiwa ini. mereka dipengaruhi secara tidak langsung sehingga mereka sudah terdaftar sebagai anggota komunis secara tidak langsung. pembunuhan ini menelan korban mulai dari buruh, pegawai sipil, petani, dll.

     Jasa besar Soeharto bagi blok barat adalah membangun bisnis besar bagi blok barat dan 30% keuntungan masuk ke rekening keluarga Cempaka. inilah akibat dari politik bebas-aktif yang digunakan Indonesia karena blok timur yang dipimpin Uni Soviet dan blok barat yang dipimpin Amerika Serikat berebut untuk  menaruh  kekuasaan untuk menguasai Indonesia dan kekayaan alamnya. Inggris dan Amerika Serikat bersektu untuk menguasai Indonesia terutama dalam bidang ekonomi dan bisnis, maka dari itu terjadi pembantaian komunis, mayat-mayat dibuang ke sungai dari mulai pantai timur Sumatera sampai Jawa termasuk pembunu.han jenderal yang kita kenang sebagai G-30S PKI.

     Globalisasi yang terjadi membuat yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin. bahkan rakyat biasa harus bekerja selama 400 tahun supaya bisa membuat resepsi pernikahan seperti para konglomerat yang kuenya saja bertingkat-tingkat bak apartemen. Buruh-buruh digaji murah dengan produksi yang murah demi keuntungan blok barat. inilah sebenarnya makna dari globalisasi yang kita sebut sebagai sandiwara untuk mencari keuntungan yang sebanyaknya dengan label "negara sahabat". banyak perusahaan memperoleh keuntungan yang besar tetapi buruh hanya diberi Rp. 500,00 - Rp. 5.000,00 untuk setiap produksinya. mereka bekerja selama 36 jam bahkan 60 jam dalam seminggu.

     Tujuan globalisasi yang katanya "mensejahterakan suatu negara dan rakyatnya" tetapi malah sebaliknya. pelakunya tentu saja para pengusaha, buruh, pemerintah, dan rakyat/konsumen. kita ditipu untuk selalu membeli, kita tidak pernah berpikir bagaimana cara memperbaikinya. dampak dari 'imprealisme baru' ini tentu saja memberikan keuntungan yang besar bagi yang punya modal. "negara yang kaya diubah seperti negara pengemis" begitu kata bpk Welly F.M., guru PKn SMPN 1 Gunung Megang. Globalisasi adalah imprealisme/penjajahan modern. kita tidak dijajah dengan senjata lagi, tetapi kita disuguhi dengan barang-barang impor yang kalau kita mau belajar dan berusaha kita bisa memproduksinya sendiri.

     Tujuan dari globalisasi yang lainnya adalah untuk menguasai bidang ekonomi dan memperkuat sektor ekonomi dengan meningkatkan bidang sosial budaya, teknologi dan politik.

     Lalu kapan kita bisa bilang "ini negara saya, Go to Hell kami bisa produksi sendiri". sebagai contoh, kita menanam kelapa sendiri, lahan punya kita, 10 tahun kita besarkan bibitnya. ketika berbuah kita ingin mengambil buahnya, lalu menyuruh orang lain menaiknya dengan pembagian 1:1 alangkah enaknya si pemanjat pohon tinggal naik pohon dapat 5 buah,sementara kita yang merawatnya selama 10 tahun harus mendapat pembagian yang sama.

     Kesimpulannya kita sebagai generasi muda harus belajar yang giat sehingga pada saatnya nanti kita bisa mempersiapkan diri untuk mengelola apa yang ada di negara kita tanpa bantuan pihak lain. saya harap negara yang lain pun bukan hanya indonesia, tetapi penduduk dunia harus berusaha mengelola dan mengolah sumber daya alam yang ada di negaranya sendiri.






No comments:

Aditya's Blog